Isu Krisis Ketahanan Pangan Harus Disikapi Serius
2019-07-31 01:10:43
Admin Web Portal
Isu Krisis Ketahanan Pangan Harus Disikapi Serius
Fachrurrozie : Optimis Program Kemiskinan 1 Digit Terealisasi
LUBUKLINGGAU - Wali Kota Lubuklinggau, diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, M Rusli, membuka rapat Dewan Ketahanan Pangan Kota Lubuklinggau tahun 2019 dengan penekanan pada koordinasi perumusan kebijakan ketahanan pangan daerah pada Dinas Ketahanan Pangan Kota Lubuklinggau, Selasa (30/7).
Rapat ini mengangkat tema menciptakan SDM berkualitas dengan mengkonsumsi pangan beragam dan bergizi.
Sekertaris Dinas Ketahanan Pangan Kota Lubuklinggau, Sumadi dalam kesempatan itu mengatakan rapat dewan ketahan pangan dengan kelompok kerja ini sangat penting artinya dalam upaya merumuskan kebijakan ketahanan pangan khususnya di Kota Lubuklinggau.
Selain itu juga lanjut Sumadi, melalui rapat ini diharapkan mampu mendorong masyarakat ikut serta melakukan pemantapan ketahanan pangan dan swasembada dalam menghadapi ketahanan pangan dipasar global.
Rapat dewan ketahanan pangan ini menghadirkan dua orang narasumber yakni Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Sumsel, mitra Balitbangda dan juga Rektor Universitas Musi Rawas, Prof. Dr. Ir. H.Fachrurrozie Sjarkowi, M.Sc serta Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Drs. Muslim, M.Si.
Peserta rapat sebanyak 20 orang terdiri dari OPD dilingkungan Pemkot Lubuklinggau , Universitas Musi Rawas dan Bina Insan.
Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, M Rusli dalam arahannya menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasama semua pihak dalam upaya mewujudkan visi dan misi Wali Kota Lubuklinggau kedepan.
Isu kesediaan pangan merupakan isu nasional untuk kehidupan masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pangan pokok merupakan masalah yang harus disikapi secara serius oleh pemerintah.
Menurut M Rusli, kenaikan harga pangan menyebabkan daya beli masyarakat menurun merupakan suatu akibat terhambatnya ditribusi pangan itu sendiri.
Dengan ini pemerintah melakukan intervensi soal harga pangan karena ketahanan pangan tersebut masih belum efektif kita atasi.
"Kita harus menyiapkan kebijakan untuk mengatasi pangan ini melalui peran serta masyarakat. Diharapkan organisasi perangkat daerah juga harus bersinergi untuk mengatasi soal ketahanan pangan ini agar berjalan efektif," harap M Rusli.
Narasumber Prof.Dr.Ir. H.Fachrurrozie Sjarkowi,M.Sc dalam paparannya mengatakan masing-masing pihak harus saling bersinergi agar program-progam yang telah disusun dapat berjalan melalui jaringan ditingkat bawah.
"Paparan hari ini saya kasih cetak biru atau blue print persoalan ini belum terasa dampaknya di Kota Lubuklinggau. Tapi telah terjadi di Makasar, dimana ada penduduknya terdampak busung lapar. Itu tentu saja mencemari nama baik kota dan Wali kota nya.
Di Kota Lubuklinggau saya tawarkan program untuk mengatasi ketahanan pangan agar tidak terjadi terjadi isu kekurangan pangan. Agar masyarakat Kota Lubuklinggau IQ nya tinggi maka konsumsilah makanan yang bergizi," ujarnya.
Adapun program yang cocok dilaksanakan untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di Kota Lubuklinggau adalah melalui program mekanisme Sistem Peringatan Dini (SPD). Teknisnya dengan cara melakukan kegiatan pendataan dan pemantauan, analisi dan penyimpulan , kegiatan publikasi berkala dan dadakan.
Selain itu sambungnya melakukan mekanisme Sistem Pangan Cadangan (SPC), mengkonsumsi sehat pangan dengan cara menciptakan bentuk pangan olahan khas, pangan bergizi khas, pendukuk lapak khas dan dengan program perlu mekanisme Sistem Layanan Darurat (SLD) pangan demi hemat pangan yaitu dengan darurat bencana PIG ( Perubahan Iklim Global ) , dengan bencana GLB (Gempa Luar Biasa) dan darurat bencana KMD (Krisis Moneter Dunia ).
"Kita harus mengotrol tambang-tambang yang ada agar terhindarnya pencemaran yang dapat mencemari makanan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan ini pemerintah harus benar-benar bekerja untuk rakyat. Efektifitas program dengan aneka kegiatan berupa
pa kolaborasi kepanganan, entinitas kepanganan, estiminasi kepanganan, evaluasi kepanganan dan emansipasi kepanganan perlu dilaksanakan. Dengan cara ini saya yakin program Wali Kota kemiskinan 1 digit dapat terealisasi," papar Fachrurrozie. (*)
Berita terkait:
Pemkot Lubuklinggau Raih WTP Lima Tahun Berturut-turut
26 Ribu Lebih Uploader logo "Ayo Ngelong ke Lubuklinggau", Pecahkan Rekor MURI
PERINGATAN HARI PAHLAWAN KE - 71 TAHUN 2016
HT Kunjungi Kota Lubuklinggau
Upacara Memperingati HUT RI ke 72
HUT RI, Menpora Kenakan Pakaian Adat Lubuklinggau
Acara Malam Resepsi Kenegaraan meriah, Walikota berikan bingkisan kepada Veteran Kota Lubuklinggau
Sekda Tutup Diklat PIM tingkt IV angkatan VI dan VII
Walikota Jalan Santai Bersama Ratusan Warga Mesat Jaya
Peringatan Gempa BMKG